Sabtu, 29 Desember 2007

Keutamaan Bersedekah

Oleh : Ari Siswanto
Peresensi alumnus PP al-Falah Silo Jember, sekarang tinggal di Yogyakarta

Judul : Mukjizat Sedekah
Penulis : Muhammad Thobroni
Penerbit : Pustaka Marwa, Yogyakarta
Cetakan : I, 2007
Tebal : 159 halaman

Bulan suci Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan berkah. Pada bulan ini segala apa yang dilakukan dengan niatan karena Allah pastilah akan memperoleh imbalan lebih dari sisi-Nya. Melakukan apa saja selama itu baik bagi dirinya terlebih baik bagi orang lain merupakan sikap yang paling Allah sukai. Allah akan meninggikan derajatnya di muka bumi terlebih di akhirat kelak. Itulah janji Allah.
Momen bulan Ramadhan seperti saat ini adalah momen yang paling tepat untuk mengais pahala berlipat sebagaimana yang Allah janjikan, sehingga pada bulan ini semua orang seakan terpanggil untuk melakukan perbuatan baik, sekalipun perbuatan baik itu berhenti hanya dalam niat. Oleh karenanya, tidak heran jika pada bulan ini banyak orang berlomba-lomba melakukan secercah kebaikan.
Sedekah dalam hal ini merupakan perbuatan yang cukup “digandurungi” pada bulan Ramadhan seperti sekarang. Seluruh umat muslim di seluruh penjuru dunia berlomba memberikan sedekah dari hasil keringatnya selama ini, entah itu berupa materi atau pun nonmateri.
Buku yang ada ditangan pembaca dengan judul Mukjizat Sedekah yang ditulis oleh Muhammad Thobroni ini, mencoba menguak misteri sekaligus keutamaan yang tersimpan rapi di balik apa yang kita sebut sedekah. Dengan gaya bahasanya yang khas penulis mampu memberikan argumen menarik mengenai warna-warni sedekah itu sendiri. Ditambah lagi sajian kisah-kisah nyata mengenai orang-orang yang menjadikan sedekah sebagai sumber energi prestasi tentu akan menambah kekhasan pada buku ini.
Menurut penulis sedekah pada hakikatnya tidak selalu identik dengan hal yang bersifat kebendaan saja, namun jauh dari pada itu sedekah lebih merupakan energi cinta yang dimiliki oleh setiap manusia yang pada gilirannya digunakan untuk lebih bisa memanusiakan manusia. Artinya, lewat media sedekah diharapkan dapat membentuk hubungan simbiosismutualisme antar semua makhluk yang ada di muka bumi.
Dalam buku ini, sedekah ditempatkan sebagai motor penggerak dan pendongkrak semangat keimanan kita pada yang Maha Bijaksana, Maha Tinggi dan Maha Segalanya. Bersedekah menyadarkan kita, bahwa harta yang terdapat pada diri kita, sesungguhnya tidak selurunya merupakan hak kita, namun ada hak orang lain. (hlm 26)
Selain sedekah berguna untuk lebih meningkatkan kualitas keimanan seorang hamba kepada sang kholik (pencipta), sedekah juga memberikan warna baru bagi kehidupan ini. Dengan bersedekah kita dapat meningkatkan kesejahteraan sosial, menghindari hidup bermegah-megahan dan suka pamer, membudayakan hidup sederhana dan rendah hati, dan yang terpenting dapat mengurangi kecintaan kita terhadap dunia. Inilah kiranya hal-hal tersirat dalam buku ini yang coba dirasionalisasikan oleh penulis.
Dengan demikian, meminjam istilah Ali Formen Yudha dalam kata pengantar pada buku ini, sekalipun sedekah barangkali merupakan tema yang sudah terlalu sering dibahas. Pun barang kali kita sadar penuhnya bahwa di dalam milik kita terdapat satu atau beberapa yang merupakan hak orang lain, atau setidakanya lebih baik, lebih bermanfaat, atau lebih fungsional bila jadi milik orang lain. Oleh sebab itu, berikanlah apa yang memang menjadi hak orang lain.
Akhirnya, buku yang tidak terlalu tebal ini lebih dari sekedar layak untuk dijadikan bahan introspeksi diri bagi seluruh umat muslim, terlebih bagi mereka yang masih memandang sedekah hanya sebelah mata, artinya memandang sedekah sebagai bentuk pengikisan harta milik pribadi. Semoga apa yang telah diupayakan penulis mampu merobohkan egoisme seseorang yang tidak mau melakukan sedekah. Dan semoga kehadiran buku ini memproleh catatan tersendiri di sisi Allah.

Sumber, Media Indonesia Sabtu, 6 Oktober 2007